ketika malam membunuhi senja.
sepasukan bintang di langit menyinari padang ilalang.
di tepi telaga.
perjamuan itu telah disiapkan.marilah sobatku penyair, duduklah disini.
reguklah secawan katakata.
biarkan ia menderas di tulang dalam daging.
mengalir menjadi barisan puisi di aliran darah.
marilah sobatku penyair.
reguk dan biarkan aku memunguti katakata yang berjatuhan dari tubuhmu.
duduklah di perjamuan ini sobatku penyair.
di altar kebahagian kuhidangkan katakata sebagai gizi bagi puisipuisi kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar